Diam-diam, saya menjadikan facebook di
samping sebagai ajang bersilaturahmi, juga sebagai sarana pembanding.
Ya, saya menjadikannya tempat untuk mengetahui derajat derita yang saya
alami dibandingkan dengan rasa sakit yang juga diderita orang lain.
Di facebook kita bisa melihat begitu banyak orang mengeluh dan curcol. Ah, baru saya sadari bahwa masih ada orang yang tingkat penderitaanya jauh melebihi kita.
Mencari pembanding adalah upaya mutlak
agar kita tidak terpuruk pada kesedihan yang mendalam. Biasanya, begitu
dirundung sedih yang mendalam, kita lupa akan segala-galanya. Bahkan,
lupa akan karunia Tuhan yang telah diturunkan kepada kita.
Ditolak cewek, dicampakkan seseorang,
dan belum juga mendapatkan jodoh, bukanlah menjadi pembenaran untuk
melupakan segala kebaikan yang telah Tuhan serahkan kepada kita. Dengan
sepenuh hati kita pun patut bersyukur akan segala karunia ilahi yang
menyertai kita semua.
Hari ini ditolak si Ani atau si Silvi,
mungkin besok bertemu Azizah, anak Pak Kiyai di pesantren sebelah. Jadi,
optimistislah Kawan. Bukankah Tuhan sudah berfirman bahwa kalau kita
rajin bersyukur, maka Dia pun akan meningkatkan nikmat karunia yang
selama ini kita terima. Jangan coba-coba mengingkari segala nikmat-Nya
karena hanya azablah yang akan kita terima.
Bersyukurlah, sekali lagi bersyukurlah.
Jutaan manusia nun jauh di sana masih memikirkan bagaimana untuk bisa
makan, sementara kamu masih bisa menikmati seporsi nasi goreng, bakso,
laksa, dan makanan-makanan lainnya.
Tidak sedikit orang yang tetap bertahan
untuk terus bersyukur dalam kondisi sesulit apa pun. Ya, kita harus
belajar dari kekutan mental mereka. Sesekali mengeluh sih boleh saja,
karena itu merupakan bagian dari ekspresi melepas beban di hati. Akan
tetapi, jangan terus-menerus mengeluh, seakan Tuhan tidak pernah
memberikan secuil pun kenikmatan kepada kita. Coba kamu hitung sudah
berapa banyak kenikmatan yang telah Tuhan turunkan semenjak kita lahir
hingga dewasa seperti sekarang ini. Aha, pasti tak terhitung jumlahnya.
Dan kembali harus kita sadari bahwa di luar sana masih banyak yang
bernasib tidak seberuntung kita.
Jodoh hanya soal waktu saja. Cepat atau
lambat akan datang dengan sendirinya. Kuncinya hanya sedikit usaha.
Jangan terus menudingkan telunjuk kepada Tuhan dan memberikan stigma
seakan Tuhan tidak sayang pada kamu. Si Ali teman sepermainanmu sudah
beranak pinak, sementara kamu masih bertahan dengan status jomblomu. Ah,
sudahlah tidak perlu ditangisi berlebihan nasibmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar